Sudah
sejak pertengahan bulan November ini, laron mulai bermunculan di daerah Bandung
dan sekitarnya. Apalagi di malam hari, hingga sekarang populasi laron yang
muncul di Bandung mulai bertambah, apa penyebabnya? Laron adalah rayap yang
berhasil membentuk sayapnya untuk bisa terbang keluar dari sarangnya. Binatang
ini adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera . Habitat sesungguhnya dari binatang ini
adalah di pohon-pohon dan paling banyak di dalam tanah. Karena rayap mampu
menggali ke dalam tanah untuk membuat sarang mereka. Mereka juga bisa tinggal
di kayu-kayu rumah, karena biasa memakan kayu-kayu. Selain dari habitatnya,
rayap yang sudah memiliki sayap yang biasa disebut laron, sangat menyukai cahaya,
salah satu penyebabnya adalah binatang ini memerlukan kondisi yang hangat untuk
tubuhnya. Itu juga yang menyebabkan mengapa laron yang belum memiliki sayap
akan menggali tanah, dan membuat sarangnya di dalam tanah.
Dalam
koloni, rayap memang tidak memiliki sayap. Namun demikian,
beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap yang akan keluar dari sarangnya
secara berbondong-bondong pada awal musim
penghujan (sehingga seringkali menjadi pertanda perubahan ke musim
penghujan) di petang hari dan beterbangan mendekati cahaya. Bentuk ini dikenal
sebagai laron atau anai-anai. Itulah salah satu penyebab pada
malam hari di Bandung selalu terlihat laron yang berterbangan di dekat
lampu-lampu rumah. Koloni laron ini seakan tidak ada habisnya. Mengapa Bandung
yang dijadikan tempat migrasinya? Karena di Bandung, sejak pertengahan bulan
November ini, selalu terjadi hujan setiap harinya, apalagi waktu sore menjelang
malam. Sehingga laron tersebut akan keluar dari sarangnya dan berterbangan
mendekati cahaya-cahaya lampu rumah.
Jika
melihat hampir di setiap rumah yang memiliki cahaya lampu, selalu ada banyak
laron yang berterbangan. Bahkan tak jarang, misalnya seperti di lapangan futsal
yang pada malam harinya sangat memerlukan cahaya lampu, seisi ruangan futsal
dipenuhi oleh laron dan di lapangan futsal pun sudah seperti lautan laron yang mati.
Tapi laron ini seakan tidak ada habisnya. Walaupun sudah banyak yang mati,
populasi laron yang bermunculan seakan tidak ada habisnya dan bahkan terkadang
meningkat dari biasanya. Keadaan ini banyak membuat resah para ibu-ibu rumah
tangga ataupun petugas kebersihan yang harus membersihkan laron-laron yang mati
setiap paginya dan tidak ada habisnya. Inilah memang suatu dampak negatif
akibat pergantian musim yang terjadi di Bandung dan hujan setiap harinya yang membasahi
Kota Bandung dan sekitarnya.
Bagaimana
cara mengatasinya? Memang jika cahaya lampu kita selalu menyala apalagi dengan
cahaya yang sangat terang, laron pasti akan berdatangan dan berterbangan secara
berkoloni. Cara yang paling tepat untuk mengatasi laron saat musim hujan di
Bandung ini adalah dengan memadamkan lampu-lampu rumah, karena laron hanya akan
mencari cahaya lampu. Atau mengganti lampu-lampu rumah dengan cahaya yang
redup, mungkin akan tetap ada laron yang berterbangan, tetapi dengan cahaya
redup akan mengurangi jumlahnya. Jika seperti di tempat-tempat yang memang
membutuhkan cahaya lampu, bisa menggantungkan plastik-plastik beroleskan minyak
goreng, sehingga laron-laron yang berterbangan di sekitar lampu akan melekat
kesana kemudian mati, tapi karena musim ini, pasti laron akan tetap bermunculan
jika cahaya lampu masih tetap menyala terang. Jika memang cahaya lampu masih
sangat dibutuhkan di tempat-tempat tertentu, petugas kebersihanlah yang
nantinya harus bekerja lebih untuk membersihkannya.
Terima kasih sudah membaca
Jika bermanfaat, Follow blog ini ya :)
Terima kasih sudah membaca
Jika bermanfaat, Follow blog ini ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar